Dan Jogja-pun menangis....
Innalillahi wa innaillaihi rojiun............
Musibah itu menimpa kampung halaman kami, gempa berskala 5,9 SR itupun mengguncang kota jogja nan adem ayem itu. Seharian kami hanya berkutat dengan handphone, calling card dan internet, TVpun kami nyalakan keras supaya tidak ketinggalan breaking news dari SCTV dan RCTI. Sejak sebuah berita pendek dikirimkan oleh adik dari Jakarta......rumah jogja retak-retak mau ambruk, gempa, mungkin merapi mau meletus.....
TVpun kami nyalakan, kami ketinggalan berita. iya, ada gempa besar di Jogja tapi kenapa dan bagaimana kami tidak tahu.....pikiran kamipun berkecamuk. Bagaimana tidak, di kota itulah orang2 yang kami sayangi tinggal. Ayah langsung telpon rumah eyang, gak bisa nyambung....trus telpon ke rumah ibu, masih nyambung.....
.......bapak-ibu sedang di Tuban, rumah gak apa2, semua selamat, hanya isi rumah yang hancur pada pecah....
Alhamdulillah, bapak ibu ternyata sedang menunggui cucu, dan kamipun menghubungi ke Tuban......
....iya, gak apa2 kok dek....gak usah dipikir, besok bapak ibu pulang ke Jogja.......
informasi masih simpang siur, pertama yang terpikir adalah karena merapi. sayapun kontak seorang kawan yang keluarganya tinggal di Kaliurang , tidak jauh dari merapi....
......katanya rumah ortuku gak apa2, hanya kaca pada pecah semua.....
hanya pecah ? sayapun curiga, mungkin bukan merapi. harusnya rumah teman saya itu jauh lebih parah dari hanya sekedar kaca pecah.....buka internet, coba telpon2 lagi.
baru kami tahu pusat gempa justru terjadi di Selatan Jogja....kawasan Bantul kabarnya terparah. Kamipun menghubungi seorang kawan yang berasal dari Bantul, ternyata kebetulan dia sedang berada di Jogja untuk liburan dan ketika kami hubungi, dia sedang mengantar orang tuanya ke gunung, karena pagi itu muncul isu akan terjadi tsunami. karena pusat gempa memang di laut selatan, wajar kalau kepanikan akan terjadinya tsunami membuat warga berlarian ke arah yang lebih tinggi.
waduh...makin kebat kebit hati kami, bingung karena sampai saat itu ayah belum bisa kontak satupun keluarga dari taman siswa. adik di jakarta juga gak bisa kontak......makin kacau pikiran kami. gak tau harus bagaimana mencari kabar keluarga di taman siswa.
sementara itu banyak kabar sedih dari teman2 kami, ada yang ibunya sudah dilarikan ke rumah sakit, ada yang rumahnya sudah rata dengan tanah, bahkan seorang kawan yang adiknya kos di Jogja mengabarkan kalo kos2an sang adik sudah hancur dan seorang teman kosnya menjadi korban tewas. oh ya Allah, bagaimana keluarga kami ??
setelah jam 9, semua telpon ke Jogja sudah tidak bisa dihubungi. telpon rumah, hp, semua mati. SMSpun entahlah nyampe atau nggak......hingga siang sebuah SMS saya dibalas Galang, adik sepupu yang tinggal di rumah. Alhamdulillah.....saya telpon, gak bisa......coba telpon lagi baru bisa tapi harus sambungan langsung gak bisa pake calling card. Akhirnya, galang kami minta menuju taman siswa untuk tau kabar keluarga ayah. dan akhirnya kamipun bisa mendengar suara ibu....Alhamdulillah hati plooonnnggg banget. Semua sehat, hanya rumah memang cukup rusak parah, bahkan tetangga ada yang tewas dan rumahnya rata tanah.
Saat ini, tidak terbayangkan bagaimana keadaan Jogja....... hingga malam ini kabarnya gempa ringan masih terjadi. Keluarga kami semua tidur di luar rumah, dapur umumpun sudah didirikan, untung saja listrik tidak padam sehingga komunikasi sesekali masih bisa.
Ya, Allah.....semua milik-Mu.....musibah inipun atas kehendak-Mu
kami hanya bisa pasrah dan memohon,
lindungilah keluarga dan saudara2 kami,
berikan ketabahan dan kekuatan,
menghadapi ujian ini.
Mohon doanya buat saudara-saudara kita semua di Jogja dan buat temen2 yang sudah memberikan dukungan, terima kasih banyak.......semoga Allah membalas perhatian temen2 semua. amiin.
Musibah itu menimpa kampung halaman kami, gempa berskala 5,9 SR itupun mengguncang kota jogja nan adem ayem itu. Seharian kami hanya berkutat dengan handphone, calling card dan internet, TVpun kami nyalakan keras supaya tidak ketinggalan breaking news dari SCTV dan RCTI. Sejak sebuah berita pendek dikirimkan oleh adik dari Jakarta......rumah jogja retak-retak mau ambruk, gempa, mungkin merapi mau meletus.....
TVpun kami nyalakan, kami ketinggalan berita. iya, ada gempa besar di Jogja tapi kenapa dan bagaimana kami tidak tahu.....pikiran kamipun berkecamuk. Bagaimana tidak, di kota itulah orang2 yang kami sayangi tinggal. Ayah langsung telpon rumah eyang, gak bisa nyambung....trus telpon ke rumah ibu, masih nyambung.....
.......bapak-ibu sedang di Tuban, rumah gak apa2, semua selamat, hanya isi rumah yang hancur pada pecah....
Alhamdulillah, bapak ibu ternyata sedang menunggui cucu, dan kamipun menghubungi ke Tuban......
....iya, gak apa2 kok dek....gak usah dipikir, besok bapak ibu pulang ke Jogja.......
informasi masih simpang siur, pertama yang terpikir adalah karena merapi. sayapun kontak seorang kawan yang keluarganya tinggal di Kaliurang , tidak jauh dari merapi....
......katanya rumah ortuku gak apa2, hanya kaca pada pecah semua.....
hanya pecah ? sayapun curiga, mungkin bukan merapi. harusnya rumah teman saya itu jauh lebih parah dari hanya sekedar kaca pecah.....buka internet, coba telpon2 lagi.
baru kami tahu pusat gempa justru terjadi di Selatan Jogja....kawasan Bantul kabarnya terparah. Kamipun menghubungi seorang kawan yang berasal dari Bantul, ternyata kebetulan dia sedang berada di Jogja untuk liburan dan ketika kami hubungi, dia sedang mengantar orang tuanya ke gunung, karena pagi itu muncul isu akan terjadi tsunami. karena pusat gempa memang di laut selatan, wajar kalau kepanikan akan terjadinya tsunami membuat warga berlarian ke arah yang lebih tinggi.
waduh...makin kebat kebit hati kami, bingung karena sampai saat itu ayah belum bisa kontak satupun keluarga dari taman siswa. adik di jakarta juga gak bisa kontak......makin kacau pikiran kami. gak tau harus bagaimana mencari kabar keluarga di taman siswa.
sementara itu banyak kabar sedih dari teman2 kami, ada yang ibunya sudah dilarikan ke rumah sakit, ada yang rumahnya sudah rata dengan tanah, bahkan seorang kawan yang adiknya kos di Jogja mengabarkan kalo kos2an sang adik sudah hancur dan seorang teman kosnya menjadi korban tewas. oh ya Allah, bagaimana keluarga kami ??
setelah jam 9, semua telpon ke Jogja sudah tidak bisa dihubungi. telpon rumah, hp, semua mati. SMSpun entahlah nyampe atau nggak......hingga siang sebuah SMS saya dibalas Galang, adik sepupu yang tinggal di rumah. Alhamdulillah.....saya telpon, gak bisa......coba telpon lagi baru bisa tapi harus sambungan langsung gak bisa pake calling card. Akhirnya, galang kami minta menuju taman siswa untuk tau kabar keluarga ayah. dan akhirnya kamipun bisa mendengar suara ibu....Alhamdulillah hati plooonnnggg banget. Semua sehat, hanya rumah memang cukup rusak parah, bahkan tetangga ada yang tewas dan rumahnya rata tanah.
Saat ini, tidak terbayangkan bagaimana keadaan Jogja....... hingga malam ini kabarnya gempa ringan masih terjadi. Keluarga kami semua tidur di luar rumah, dapur umumpun sudah didirikan, untung saja listrik tidak padam sehingga komunikasi sesekali masih bisa.
Ya, Allah.....semua milik-Mu.....musibah inipun atas kehendak-Mu
kami hanya bisa pasrah dan memohon,
lindungilah keluarga dan saudara2 kami,
berikan ketabahan dan kekuatan,
menghadapi ujian ini.
Mohon doanya buat saudara-saudara kita semua di Jogja dan buat temen2 yang sudah memberikan dukungan, terima kasih banyak.......semoga Allah membalas perhatian temen2 semua. amiin.
3 Comments:
Iya mbak, kita doain semoga semuanya bisa kembali pulih trus bantuan2 yg dibutuhkan bisa cepet dipenuhi..
Ini perasaanku juga gak enak mikirin temen yg di yogya.. blom ada kabar..:((
By Greiche Gege, at 1:46 AM
Astri aku sempet nitikkan air mata ...Ya Allah kenapa ya Allah sepertinya cobaan ini tiada hentinya...
By Lia, at 9:33 AM
duuh astri, gue sampe merinding bacanya...tapi syukur semuanya nggak papa yaaah....
By Anonymous, at 7:45 AM
Post a Comment
<< Home